Sabtu, 21 Juli 2012

PBB Kirim Jenderal ke Suriah di Tengah Keraguan Nasib Pemantau

PBB (AFP/ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kamis, mengirimkan pejabat tinggi militernya ke Suriah untuk mengambil kendali terhadap nasib dari misi pemantau PBB seiring upaya Dewan Keamanan memperjuangkan masa depan misi itu.
Seiring dengan memburuknya situasi di Suriah, negara-negara Eropa di Dewan Keamanan mengajukan usulan perpanjangan mandat terakhir selama 30 hari sebelum misi pemantau tak bersenjata itu dibubarkan. Para diplomat mengatakan bahwa pemungutan suara di Dewan Keamanan mungkin akan diselenggarakan pada Jumat.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PBB Jan Eliasson, PBB sebelumnya telah mengirimkan penasihat utama militernya Jenderal Babacar Gaye ke Damaskus. Dia menambahkan bahwa Pimpinan Pasukan Penjaga Keamanan PBB Herve Ladsous juga akan menuju ibukota Suriah dalam beberapa hari mendatang.
Mandat dari Misi Pemantau PBB untuk Suriah (UNSMIS) yang terdiri dari hampir 300 pemantau militer tak bersenjata dan 100 staf sipil itu berakhir pada Jumat. Pemimpinnya Major Jendral Robert Mood dari Norwegia juga dijadwalkan akan ditarik pada hari yang sama.
Jika Dewan Keamanan tidak dapat mencapai kata sepakat untuk memperpanjang mandat tersebut maka misi itu harus segera dibubarkan, kata pejabat PBB. Gaye, yang berasal dari Senegal, akan bertanggung jawab mengawasi penarikan atau mengambil alih kendali sementara jika ada perpajangan masa operasi.
Para pemantau itu dikirim untuk memantau penerapan gencatan senjata yang disepakati pada April tetapi tidak pernah dilaksanakan. Mereka menunda operasi mereka pada 16 Juni karena meningkatnya kekerasan.
Eliasson menilai situasi di Suriah sebagai "dramatis dan berbahaya" dan kepemimpinan PBB berperan besar sambil menantikan Dewan Keamanan.
"Ini situasi yang berubah-ubah tetapi kami ingin memastikan bahwa kami memiliki satu kepemimpinan yang kuat di lapangan. Kami kemudian akan bertindak sesuai dengan keputusan Dewan Keamanan," tambah dia.
"Jika kami dapat memainkan peran yang berarti bersama UNSMIS dan ada peluang untuk melanjutkannya maka kami akan melakukannya. Tetapi kami tentu saja akan memperhitungkan situasi keamanan dengan sangat hati-hati. Kami mempunyai pengalaman traumatis di PBB pada masa lalu."

Rusia dan China memveto usulan resolusi Dewan Keamanan PBB dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat yang menyeru ancaman sanksi bagi pemerintah Suriah dan perpanjangan misi PBB.
Inggris telah mengusulkan resolusi baru yang akan memberikan UNSMIS perpanjangan waktu selama 30 hari di Suriah.
Amerika Serikat telah mengemukakan skeptisme terkait dengan perpanjangan misi pemantau di Suriah setelah veto terhadap segala bentuk ancaman sanksi.
"Penempatan misi PBB tanpa didasari oleh aturan tentang konsenkuensi dari ketidakpatuhan atau membaiknya kondisi dan situasi di lapangan tidak masuk akal," kata Duta Besar AS Susan Rice kepada wartawan.
"Kami mungkin mempertimbangkan perpanjangan singkat misi itu, jika itu diusulkan, karena akan memungkinkan penarikan para pemantau dan staf sipil secara aman."

Duta besar Rusia Vitaly Churkin mengatakan pemungutan suara atas resolusi UNSMIS dijadwalkan pada Jumat. (jk)

0 komentar:

Posting Komentar