Bangsa ini sudah semakin brutal, bergerak tak beraturan. Tidak ada yang
mengikat, tidak ada yag mengatur, semua mencelat membuat keadaan menjadi
gawat.
Entah mengapa, selain nilai-nilai agama, nilai-nilai tradisi dan budaya juga semakin luntur.
Padahal
menurut hemat saya, Jepang, India, dan Cina bisa maju seperti sekarang
karena punya tingkat pendidikan baik serta sangat memegang teguh
nilai-nilai tradisi dan budaya mereka.
Tradisi dan budaya jelas
dapat membuat bangsa yang maju memiliki karakter dan membuat budi
pekerti masyarakatnya menjadi lebih halus.
Tulisan ini akan sedikit mengulas hubungan antara kain tradisi dan pembentukan perilaku bangsa ini.
Seperti
kita tahu, kain tradisional Indonesia apa pun jenisnya selalu sarat
akan makna, filosofi dan juga harapan. Batik salah satunya. Ada
nilai-nilai kesabaran, aturan, dan harapan di setiap helainya. Bagaimana
tidak? Untuk membuat selembar kain dibutuhkan waktu paling tidak
setahun.
Belum lagi proses pengerjaannya yang susah. Diperlukan
konsentrasi dan kesabaran dalam menorehkan malam diatas kain mori dengan
menggunakan canting. Untuk mendapatkan warna yang sempurna juga
dibutuhkan berkali-kali proses pencelupan warna. Jelas kesabaran sangat
dibutuhkan disini.
Kain-kain ini memiliki doa, harapan dan aturannya masing-masing.
Kain
motif sido mulyo misalnya, ada harapan dan doa agar orang yang memakai
kain batik ini menjadi mulia. Atau kain batik dengan motif ceplok
seperti kawung. Selain simbol kesucian, motif ini juga menggambarkan
sebuah keteraturan, ketenangan dan kematangan. Sehingga diharapkan
pemakainya dapat menjaga perilaku.
Kain motif parang sebagai
simbol wibawa sangat boleh kita gunakan ketika akan berlaga di ajang
lokal dan internasional. Harapan untuk membawa kemenangan dan kesuksesan
memang ada di motif parang.
Akan tetapi, jangan pernah memakai kain batik motif parang di dalam keraton, sebab sama saja menghina raja.
Kain
motif slobok punya motif menarik, terlihat tegas penuh wibawa. Namun
tahukah Anda bahwa kain batik motif slobok sebenarnya digunakan untuk
menutup jenazah sewaktu disemayamkan? Kata “slobok” yang berarti longgar
adalah sebuah kiasan dari harapan untuk kelancaran arwah menuju Sang
Pencipta.
Bisa dibayangkan apa yang terjadi bila kain slobok digunakan dalam acara-acara penting seperti syukuran kelahiran misalnya.
Masih banyak lagi aturan-aturan lainnya dari motif batik yang ada di selembar kain.
Semuanya
memang tidak tertulis. Akan tetapi apabila kita pahami maknanya semua
itu sifatnya membuat kehidupan kita menjadi lebih baik. Makna-makna ini
apabila dipegang dan dimengerti dengan baik pastinya akan membuat setiap
individu menjadi lebih berhati-hati dalam bertindak, berperilaku dan
berkata-kata.
Semua hal sangat berkaitan, dan semua hal sudah
semestinya dipikirkan terlebih dahulu sebelum dilakukan. Karena
kain-kain bertutur ini tercipta karena melalu serangkaian pemikiran yang
sangat matang.
Andai saja kita punya kemauan untuk mengenal lebih dalam kain-kain bertutur ini…
0 komentar:
Posting Komentar